BABAT TOMAN, CM- Debu akibat kerusakan Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) di Desa Sereka, Kecamatan Babat Toman mulai berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Sebagian masyarakat mulai merasakan gangguan pernapasan akibat menghisap debu jalan setiap hari.
Hal ini kemudian memicu masyarakat melakukan aksi protes dengan menanami lubang jalan yang rusak dengan Pohon Pisang. Dari keterangan warga sekitar, tujuannya agar kendaraan yang melintas dapat mengurangi kecepatan supaya intensitas debu tidak begitu pekat.
“Setiap hari kami selalu menghirup debu jalan, anak-anak kami banyak yang mengalami batuk dan gangguan pernapasan. Sudah berbulan-bulan kerusakan jalan tidak kunjung diaspal, hanya ditimbun batu split saja yang membuat debu jadi tambah tebal,” ungkap Ari (37) warga Desa Sereka.
Ia pun mendesak kepada pihak terkait supaya segera memperbaiki kerusakan Jalinteng di sekitar tempat tinggalnya.
“Kami warga Sereka berharap supaya jalan lintas di desa kami bisa segera diaspal. Karena kami sudah bosan terdampak debu jalan,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Desa Sereka Surianto, membenarkan mengenai adanya aksi protes warga dengan cara menanam Pohon Pisang di Jalinteng, tepatnya di Dusun 5 Desa Sereka.
“Warga yang rumahnya berada di sisi jalan terdampak kerusakan jalan ini ada sekitar 200 meter. Setiap hari tidak bisa membuka pintu dan jendela akibat debu yang pekat. Pohon pisang itu, merupakan bentuk protes warga, dengan harapan supaya pihak berwenang segera melakukan perbaikan,” ujar Kades. (Yds)
-